Pergantian panglima TNI (kiri Hadi Tjahjanto kanan Gatot Nurmantyo)

IM News - Presiden Joko Widodo resmi melantik Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjadi Panglima Tentara Nasional Indonesia. Pelantikan Hadi dilaksanakan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (8/12) sore. 

Hadi yang sebelumnya menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) itu dilantik menurut Keputusan Presiden Nomor 83 Tentara Nasional Indonesia Tahun 2017 tentang pemberhentian dan pengangkatan Panglima Tentara Nasional Indonesia. Hadi direkomendasikan jadi Panglima Tentara Nasional Indonesia buat menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo yg purna tugas dalam 1 April 2018.

Pelantikan Hadi diawali menggunakan lagu Indonesia Raya yg dilanjutkan pembacaan Keppres soal pemberhentian & pengangkatan Panglima Tentara Nasional Indonesia. Selanjutnya Jokowi memandu Marsekal Hadi membacakan sumpah jabatan.

"Demi Allah saya bersumpah, bahwa aku  buat diangkat dalam jabatan ini, baik pribadi maupun tidak eksklusif, dengan rupa atau dalil apapun pula, tidak memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu pada siapapun jua," istilah Hadi pada hadapan Jokowi.

Dalam peresmian ini hadir sejumlah menteri dan pejabat di jajaran Kabinet Kerja, termasuk Gatot Nurmantyo yang datang bersama istrinya. Selain itu, hadir pula pejabat tinggi Tentara Nasional Indonesia lain, seperti Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Moelyono & Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi.

Hadi merupakan calon tunggal Panglima Tentara Nasional Indonesia yg diajukan sang Jokowi. DPR dalam rapat paripurna, Kamis (7/12), telah mengesahkan & menyetujui pencalonan Marsekal Hadi sebagai calon Panglima Tentara Nasional Indonesia, dalam Kamis (7/12). 

Pengesahan itu diawali laporan berdasarkan Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari terkait proses uji kelayakan dan kepatutan Hadi yang berlangsung sehari sebelumnya.

Dalam laporannya, Abdul Kharis mengungkapkan pula pemberhentian Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi Panglima Tentara Nasional Indonesia & apresiasi atas capaian dan kinerjanya selama ini.

Hadi adalah lulusan Akademik Angkatan Udara (AAU) tahun 1986 & Sekolah Penerbang Tentara Nasional Indonesia AU 1987. 

Karier Perwira tinggi kelahiran Malang, 8 November 1963 ini diawali dari Skadron Udara 4 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.

Di skadron itu, Hadi bertugas menjadi pilot pesawat angkut Cassa.

Kariernya semakin meningkat setelah memimpin pendidikan penerbang sebagai komandan flight Skadron Pendidikan 101 Lanud Adi Soemarno pada 1997. Setahun berikutnya, Hadi menjabat kepala seksi Bingadiksis Dispers lanud tadi, lalu menjabat Komandan Batalyon III Menchandra Akademi TNI.

Pada 1999, Hadi menjabat instruktur penerbangan Lanud Adi Sucipto. Tahun berikutnya, ayah dua anak ini dipercaya menjadi Kepala Seksi Keamanan & Pertahanan Pangkalan Dinas Operasi lanud yang sama. 

Pada usia 47 tahun, atau 2010 Hadi  Tjahjanto menjadi Komandan Pangkalan Udara Adisumarmo, Solo, Jawa Tengah. Di tahun yang sama Jokowi saat itu menjabat menjadi Wali Kota Solo. 

Setahun lalu dalam 2011, beliau berkarier di luar Tentara Nasional Indonesia AU menjadi Perwira Bantuan I/Rencana Operasi Tentara Nasional Indonesia dan Sekretaris Militer Kementerian Sekretaris Negara. 

Hadi juga sempat menjabat posisi Komandan Lanud Abdulrachman Saleh dalam 2015, kemudian dipercaya menjadi Sekretariat Militer Presiden Jokowi. Saat itu, pangkatnya naik dari marsekal pertama sebagai Marsekal Madya.

Pada Januari 2017, Hadi dilantik Jokowi menjadi KSAU pada Istana Merdeka, Jakarta.

Sejumlah pihak menaruh masukan pada Hadi tentang sejumlah poin yang wajib  sebagai prioritas Hadi ketika menjabat Panglima Tentara Nasional Indonesia.

Komisi buat Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), misalnya, mencatat ada tujuh pekerjaan tempat tinggal   yang mesti diselesaikan Hadi waktu resmi menjadi Panglima Tentara Nasional Indonesia.

Hadi diminta mengutamakan penuntasan pelanggaran HAM berat pada masa kemudian, mendorong pembenahan mekanisme peradilan militer, membuat kejelasan pada kiprah TNI menangani terorisme, menjamin netralitas pada tahun politik, dan penghapusan budaya kekerasan di TNI.

Selain itu, KontraS jua merekomendasikan Hadi agar menjalin interaksi dengan Polri & Kementerian Pertahan secara serasi, serta mempelajari dugaan praktik bisnis oknum militer.